Kinou Yori Motto Suki (Aku Lebih Menyukaimu Hari Ini Dibanding Kemarin)

19.09 Unknown 0 Comments

            
“Terlalu banyak hempasan bunga sakura di sini,” gumamku dalam hati. Bagaikan diiringi dalam kesendirian dan tak tersadar di pojokan kota. Suasana yang seperti biasa, hentakan kaki dan riuh-ramai ocehan para siswa membuatnya semakin padu. Layaknya opera, akulah penontonnya. Bagai karya seni, akulah penikmatnya.

“Tontonan apa ya yang menarik hari ini? Siapa pemeran utamanya?” Aku berkata dalam hati dan berbicara kepada diri sendiri. Ya, diri sendiri, aku sudah lama menyukai hobi ini, duduk sendiri melihat kesibukan siswa siswi Jijo High School ini. Mungkin kalian tidak mengerti apa hobiku ini. Ya, kalian bias menyebutnya Paparazzi. Sebenarnya bukan paparazzi sih, tetapi semacam kebiasaan menyendiri sambil menganggap bahwa apa yang kita lihat adalah sebuah opera dan kita selalu mencari siapa pemeran utamanya. Aneh, bukan?

Belakangan ini tidak ada yang menarik dari opera harianku. Hanya ada keributan lalu melibatkan kepala sekolah, lalu Team Akonee (Genk kecil-kecilan yang tidak terlalu popular di sekolahku) dan gossip-gosipnya, teriakan para siswi karena menonton film horror terbaru. Itu semua seperti kari tanpa kaldu, hambar. Aku juga mencoba menuliskan opera harianku tersebut dalam sebuah karangan tetapi anehnya tidak lancar seperti biasanya. Aku ingin sesekali mencoba mengamati murid-murid tak populer di sekolahku, siapa tahu ada sesuatu yang tidak biasa dibalik dirinya yang kelihatannya biasa-biasa saja.

Aku melangkahkan kaki ke koridor sambil mencari target untuk misiku itu. Mata ini tak letih-letihnya melirik kanan dan kiri mencari sesuatu yang tidak biasa dari orang yang biasa-biasa.  Entah tingkah lakunya, pakaiannya, dsb. Tetapi, biasanya aku mengukur orang tersebut ‘tidak biasa’ dari tingkahnya saat itu.

First target, Derune? Sepertinya bukan. Gadis bertubuh gempal yang memakai kacamata tebal dan selalu membawa buku tentang ilmu sihir anehnya itu, lalu pulang sekolah dengan membawa sepeda tua yang katanya peninggalan orang tuanya sambil memakan chicken wing itu? Terlalu biasa di antara yang biasa-biasa. Tidak cocok menjadi target operaku untuk misi ini.

Second target, Fureedirio? Siswa baru pindahan dari  Indonesia yang belum fasih berbahasa Jepang. Setiap sorenya selalu menjadi target giliran genk-genk di Jijo High School dan selalu mengancam para anggota genk bahwa ayahnya adalah seorang polisi yang ditugaskan di Jepang. Sepertinya akan menjadi sesuatu yang susah, aku baru melihatnya pindah saja satu minggu yang lalu. Tidak cocok.

Third target,  Yui-chan? Seorang bad girl yang gagal menjadi anggota Team Akonee? Penampilan yang menor dengan lipstick pink menyala dan dada yang sedikit terbuka, lalu rok yang terdapat coretan tandatangan personel AAA. Biasa.

Mengapa hari ini dunia terlihat membosankan?

Menyusuri jalanan dibawah mentari senja dengan diiringin dentaman angin pergantian musim yang tiba-tiba berhembus. Dengan menendang sebuah kaleng soda yang tergeletak, saat itu juga jantungku berhenti berdetak. Apa yang ku lakukan? Aku terpaku menatap Niki-chan. Dia terlihat menarik. Iya, dia kan menjadi pemain utama opera senja ini.

Bukan fisik Niki-chan yang terlihat menarik untukku jadikan target paparazzi hari ini, namun seseorang yang ada bersama dengan dia saat itu. Nagato, teman sekelas yang sering kusebut sebagai tumpukan buku fisika karena apa yang ada di otaknya seperti hanya segumpalan rumus-rumus dan penerapannya. Dia bukanlah laki-laki yang populer di sekolah, bahkan di kelas sekalipun, Nagato sering di bully dan diasingkan mungkin karena kesukaannya terhadap anime yang terlalu berlebihan. Lalu Niki-chan? Seorang kutu buku yang sangat asing dengan ‘cinta’, selalu masa bodo dengan masalah hati, waktu yang di miliki hanya untuk membaca, menulis, membaca, menulis, membaca, menulis… membosankan bagi sebagian orang, terutama aku.

Kurang asik rasanya jika hanya mengamati tanpa mencari tahu. Rasanya akulah pemindai sandi di antara mereka berdua. Sandi yang selalu mereka sembunyikan bahwa ada sesuatu di antara mereka berdua yang tidak mereka sadari, atau mereka memang tak ingin menyadarinya. Tetapi aku pemindai, aku dapat menemukan kata kunci di antara mereka berdua yang mereka sendiri tak dapat mengerti dimana letak kata kunci tersebut.

Bagaimana bisa dikatakan teman biasa jika setiap hari selalu menghabiskan satu demi satu episode anime terbaru? Bagaimana bisa dikatakan teman biasa jika setiap hari selalu duduk berdampingan dan tanpa ada yang menyadari mereka berdua saling mencuri pandang? Memang mereka berdua bukan sepasang pasangan populer di sekolah yang salah satunya menyatakan cintanya dengan menyusun coklat supaya terlihat berbentuk hati di depan pintu kelas agar terlihat romantis lalu mulai meresmikan hubungan satu dengan yang lainnya. Lalu, beritanya menyebar ke seluruh sekolah, bukan. Bagi Niki-chan dan Nagato cinta itu kebersamaan.

Ketika pertama kali aku melihat Niki-chan pulang bersama Nagato sehabis dari toko buku, aku melihat bahwa mereka satu sama lain saling menyampaikan,”Aku tak ingin kehilangan kamu.” Lewat tatapan mata mereka. Betapa indahnya, jika orang yang kamu sayang juga tidak ingin kehilangan kamu. Merangkai rasa walau hanya sebatas teman, tanpa ungkapan ataupun penolakan. Tetapi, rasa itu tergambar jelas pada setiap kedipan yang terjadi. Sederhana bukan? Tetapi tidak semua cinta dapat hadir sesederhana itu.

Sampai sekarang, aku belum menemukan ending dari opera senjaku itu. Dari mereka tidak ada yang saling berkata tentang cinta karena apa? Mungkin karena mereka tidak ingin kehilangan kebersamaan di antara mereka, kebersamaan di dalam rasa yang tidak dapat mereka gambarkan. Yang jelas di setiap harinya ada satu kata yang saling mereka ucapkan lewat senyum dan mata mereka,” Kinou Yori Motto Suki  --Aku Lebih Menyukaimu Hari Ini Dibanding Kemarin--.”




You Might Also Like

0 komentar: