Kerapuhan yang Tak Rapuh

06.23 Unknown 0 Comments

Saat kau dibawa sebuah ingatan masuki sebuah masa
Masa yang hampir terlupa
Masa yang memang seharusnya tak pernah ada
Betapa menjijikannya diriku 
Betapa mulianya apa yang mengelilingiku

Mengapa ada orang setulus itu, tulusnya melemahkan keras hati
Andaikan aku memasuki raga lain
Andaikan ragaku tak pantas tuk tidak dimanusiakan
Andaikan dialah aku
Perempuan normal yang dihormati dihargai dilindungi
Aku kira hanya dia
Tetapi, tidak
Yang disana pula mendapat suatu penghormatan
Dimana aku berada? Bagaimanakah aku terlihat?
Cukup tahu diri ini sadarkan mimpi

Jika puisi sang penyair ceritakan ambisi
Ambisi tuk melindungi sebuah kerapuhan
Manakah sudut yang aku miliki?
Semua tak berlaku pada diriku
Sekeras-kerasnya aku berjuang
Setegar-tegarnya aku memaksakan
Tidak ada sayaap kuat dari jenis lain yang kan sudi memeliharaku
Aku seperti ingin keluar dari raga
Menjelajah waktu dimana kan ku temukan
Sebuah raga yang sudi dia pelihara
Bukan kerapuhan yang harus menjaga kekuatan 
Namun kekuatan itu tak sudi menjaga kerapuhan
Kerapuhan dimana akulah pemiliknya

Terlalu jauh aku berharap
Tapi mengapa kau sempat menjadi sang kekuatan?
Tenang..
Aku berusaha mematikan semua harap yang tak ingin aku tumbuhkan
Kekuatan itu jangan kau beri untukku
Aku memang rapuh
Namun asal kau tahu, 
Sang kerapuhan itu sudah sering diinjak-injak kejam oleh kekuatan
Kekuatan yang kata orang sang pelindung
Dan sekarang ku kembali bertanya,
Siapakah pelindung itu?

Tuk yang terakhir
Ijinkan aku merasakan bagaimana terlindungi
Bagaimana dihormati
Bagaimana dimanusiakan
Bagaimana tidak mendapat tatapan jijik
Layaknya dewi-dewi angkasa sana

Jangan anggap aku kerapuhan yang terinjak, aku juga bagian daripadanya.

You Might Also Like

0 komentar: