Dustanya Pada Sehimpun Aksara

04.11 Unknown 0 Comments

Kepada penghuni dunia fana ini
Aku mengundang salah satu bagianmu
Bagian dimana kekuatan tarikan itu ada
Dan aku terbawa jatuh bersamanya 
Aku sudah terbawa emosi
Rasa yang sebelumnya selalu ku rasa
Rasa yang selalu merajut bagian tubuh ini menjadi satu
Menjadi satu bagian bernama kesakitan
Aku tak tahu harus bagaimana
Bukankah kau yang bersyair
"Cintailah seorang sedalam-dalamnya sebelum kau berpisah dengannya.."
Mengapa aku tak bisa menjadi bagian dari aksara itu?
Bukankah pondasi itu yang menjadi bagian dari padaku?
Dan aku mempercayainya ada padamu
Tetapi mengapa?
Aku terlalu menjijikan untukmu?
Haruskah ku kembali berpura-pura dalam jiwa lain?
Aku sudah terlalu sering diperlakukan seperti ini
Aku percaya padamu 
Percaya karena himpunan aksara di dalam kata yang kau yakini
Aku jadi meyakininya pula
Aku meyakini aksara itu hidup di dalam dirimu
Tetapi mengapa kau berdusta?
Dusta di dalam mata yang selama ini kutafsirkan
Dan aku dapat menafsirkan hal yang sejalan
Sekarang aku memanglah aku
Aku yang berbeda dari yang kau kenal
Kau terlalu cepat menjauh
Aku terlalu cepat meyakini
Kusadar kau jijik
Aku memanglah yang menjijikan
Mata yang sama dari mata jiwa yang ditinggalkan
Aku tak mau melihatnya lagi
Mata yang dipenuhi sinar penuh harapan
Kini terselimuti kelamnya atmosfer pemati rasa
Apakah kau tahu?
Aku telah mengagumi apa yang seharusnya tak kukagumi
Koloni seberang merendahkanku dengan apa yang kukagumi
Namun aku bangga
Aku bisa mengagumimu dengan apa yang ada di dalam raga
Ku sama sekali tak memperhitungan raga yang terlihat
Karena aku telah mengagumi apa yang tak terlihat
Serendah-rendahnya mereka merendahkanmu
Aku tetap kagum
Hanya saja kau tidak tahu itu
Aku yang disakiti oleh mereka
Lalu disakiti pula oleh yang dikagumi
Apakah kau tahu??? Apakah kau tahu????
Aku menempis semua kata mereka
Dan aku lanjutkan semua di dalam rasa yang asing
Namun kau pun juga tidak ingin 
Lalu haruskah ku kagum seperti ini?
Maafkan aku dan segala kekuranganku
Inilah aku, tolong manusiakanku.
Aku pun manusia.

You Might Also Like

0 komentar: