Adakah Kesempatan Itu Lagi?

17.30 Unknown 0 Comments

Saat sebuah benih mencoba menembus lapisan tanah di atasnya
Bantu aku! Bantu aku menerjang kerasnya
Bantuk aku mendesak kerasnya
Bukankah kamu yang mengharapkan benih itu akan  menjadi kuncup??
Jika kamu yang meminta dan aku mengiyakan,
Mengapa kamu meninggalkan aku?
Aku tak bisa menjadi kuncup sendiri
Layukanlah, bunuhlah diri yang ingin berkembang ini
Sebesar apa yang telah diperjuangkan kan sia-sia
Dapatkah kau melihat setitik cahaya dalam gelap?
Mengapa kamu buta? 
Aku sudah tak dapat tumbuh menjadi kuncup
Semua saja tutupi pori-pori kesempatan itu
Lalu salahkah harap dan usaha tersebut?
Kesakitan yang berbeda mengalir seluruh nadi ini
Tahukah kamu?
Sudah terlalu sering nadi ini menjalar sebuah kesakitan
Di balik rasa muak yang menyeruak
Di balik harapan yang terpatahkan 
"Semangatku tak mampu diredamkan kegagalan"
Namun jika kamu selalu beriku kegagalan,
Tak selamanya api kan terus menyala
Tak selamanya sebuah benih ingin tumbuh
Bunuh
Patah
Hempas
Tak usah lagi kau hiraukan, aku sudah lelah


0 komentar:

Surat Dari Dunia Gelap (Aku Sudah Mengetahuinya)

21.32 Unknown 0 Comments

Terbukanya mata ini seiring dentuman kesakitan melejit dari asalnya
Dari setiap oktaf yang dia bunyikan
Aku dapat mengartikan sesuatu
Aku dapat menyadari sesuatu
Aku sekarang tahu siapa sebenarnya malaikat elok berlira emas 

Dia bukanlah dewi di atas kasta
Dia bukanlah ratu penguasa samudera
Atau bahkan dia bukanlah bagian dari manusia di dimensinya
"Salam kenal"
Aku tersenyum padanya tak sengaja berkenalan dengannya
Dengannya yang tersipu malu 
Dengannya yang diamnya menimbulkan tanya
Bukankah kita berada dalam satu dunia?
Dunia yang tak mungkin tersentuh teraba terbaca olehnya yang tak tahu
Sadarkah dia?
Akupun malaikat, aku bisa memetik indah setiap nadanya
Hanya saja aku malaikat kelam
Malaikat  hitam yang tak terlihat, aku hanya mampu memainkan nada
Namun seperti yang telah tertulis,
Harapan itu tak dapat mendengar,
Bukan tuli, namun menulikan telinga
Dan matanya tak mampu melihat sisi terang dari yang gelap
Aku memang bukan sesuatu yang indah
Tak seperti indahnya paras menakluk nada

Jika malaikat bisa bicara
Aku hanya ingin menyampaikan,
"Terima kasih harapan yang membuatku jatuh dalam duniamu,
Dunia penuh kesakitan menggerogoti rasa,
Dan sekarang sudah habis."
Aku tahu duniamu hanya untuk malaikat yang indah. Hanya untuk yang indah.

-Penuh harapan,dari dunia yang kelam-

0 komentar:

Ketika Aksara Bersatu Dalam Kata

16.50 Unknown 1 Comments

Ketika yang dituliskan menyatakan dirinya ada
Ketika yang disyairkan membuktikan keberadaannya
Apakah yang kulihat benar nyata adanya?
Kurasa tak hanya nyata, terlalu nyata untuk dibilang maya

Bila yang tertulis menyampaikan rasa kagum
Apakah yang mata itu sampaikan?
Bukankah rasa kagum kan berbalik menjadi sebuah kisah apik?
Namun mengapa sebuah ironi klasik yang berlakon?
Haruskah ku kembali menjelajah dan mencari
Toh akhirnya ku tak kan menemukan
Dan kau hanya melihatku jijik tertawa geli

Adakah jiwa yang ditinggalkan bersemayam dalam jiwa yang ditemui?
Namun ku sama sekali tak menemuinya

-Maafkan rasa yang mencoba memperlihatkan dirinya, aku akan berhenti mengagumimu.

1 komentar:

Hanya Sebuah Ungkapan

07.36 Unknown 0 Comments

Aku berjalan menembus waktu
Menjelajahi era yang telah tersapu masa
Masa yang seutuhnya bukan milikku
Masa yang menghantarkanku ke dalamnya
Begitu banyak harapan disana
Harapan yang terus menumbuhkan asa
Namun tiba-tiba
Malaikat berparas elok datang dengan segala pesona
Dia tebarkan wewangian yang melayukan harap
Harap itu memang tumbuh
Waktu yang sama pula yang membawanya layu
Bukankah mata diciptakan untuk melihat?
Dan telinga untuk mendengar?
Percuma saja kah aku yang disandingkan dengan malaikat
Walaupun liranya kusentuh kupetik dengan jemari terlatih ini
Jika harap tersebut dibiarkannya tuli
Apakah yang mata dapat dengar?

Harusnya kau tahu
Ada yang tersembunyi yang sudah kau temukan
Dan ada yang tersamarkan yang sudah kau artikan
Dan apakah kau sudah dapat menemukan sudut tersebut?
Lalu apakah yang kosong itu dapat kutempati?


0 komentar:

Dengar.

04.19 Unknown 0 Comments

Saat tatap tak mampu mengungkapkan harap
Saat senyum tak sanggup lagi berbicara
Haruskah suara yang menyampaikan semua?
Apakah sang telinga sudi mendengarnya?
Jangankan bisikan rintih terselimuti sunyi,
teriakan lantang pun tak sudi diterimanya
Asal kau tahu..
Teriakan ini telah menyeruak seujung sel-sel hidup ini
Teriakan yang hanya terperangkap dalam sebuah ruang hampa
Apakah kau mau mendengarnya?
Tolong dengar aku.

0 komentar:

Sepasang Mata Coklat

06.04 Unknown 0 Comments

"Selamat Datang..."
Dariku berdiri bersorak berteriak kepadamu 
Kepadamu yang berekspresi takut dan kesepian
"Kenalilah aku dan aku akan mengenalmu..."
Hal pertama yang aku ucapkan dan kau hanyalah sebuah syarat formal bagiku

"Sayangilah seseorang itu sedalam-dalamnya sebelum kau berpisah dengannya.."
Kuucapkan tak sengaja
Di tengah lemahnya dirimu dialiri sejalur darah
"Kau tak apa-apa?"
Aku sangat khawatir karenanya aku ingin menghantarmu

"Apa? Hitam kelam itu muncul untuk menjemput jiwa?"
Apakah jiwa yang ditinggalkan itu baik-baik saja?
Aku kan menjaganya?
Kenapa dia? Dia mengharapkanku? Mengapa aku?
Dan mengapa aku tidak demikian?
Kumpulan kelopak itu kan kuberi untuk seseorang
Bukan kamu, melainkan dia yang sama
Dia yang tak bisa kau samai dan tak bisa kau lebihi
Karena dia adalah dia,
Satu hal yang ada di dia yang tidak kamu miliki...

"Apakah kau baik-baik saja?"
Entah apa, entah bagaimana aku terdorong di sisi dimana sisi itu kosong
Sisi dingin dimana seseorang yang berhati dingin sedang berdiri
Sisi dimana mata kesedihan itu sedang menatap
Dan mata itu sekarang sedang menatap ke arahku
Ke arah dimana lensa coklat itu bersemayam
"Maaf ya"
Entah mengapa pula aku ingin mengucapkannya
Laksana pratanda kan terjadi pergejolakan dahsyat dan perapian yang kan menyala
Bukan di alam nyata, namun di alam rasa

Bukankah cukup sudah perhatianku selama ini?
Menjaga suatu kuncup hingga hari dimana dia kan mekar?
Aku tahu ini bukan musimmu, tetapi aku kira cukup
Mungkin kau salah menafsirkan aksara-aksara yang kuucapkan
Mungkin kau salah menafsirkan bisikan-bisikan yang sulit tuk diucap

Aku kan kembali menjadi aku

Dan mungkin aku salah menuliskan semua yang hanya sebatas rasa

Maafkan aku, Aku mengagumuimu, sepasang mata coklat

0 komentar:

Seandainya

05.44 Unknown 0 Comments

Seandainya tak ada sebuah sandiwara
Seandainya tak ada tempat tuk menulis kisah
Lagipula jika tak ada kisah yang ditontonkan ini
Mata dengan mata tak akan diijinkan bertemu
Dan hanya dengan menatapmu saja
Aku sudah mengira aku menemukannya
Menemukan apa yang selama ini dicari
Dan kau tidak dapat bohong
Mata itu tetap akan menyampaikan apa yang akan dia sampaikan
Jika salah apa yang kudengar dan salah apa yang ku artikan
Kumohon maafkanlah diri yang terlilit seujung kesakitan ini
Maafkanlah diri yang terbawa jatuh bersama rasa
Dan ini untukmu
Sebuah tulisan untuk orang yang terjebak di dalamnya.

-Yang berharap

0 komentar: